Swedia Berlomba Masuk Islam
“Dalam ujian carilah peluang” itulah ungkapan yang sering didegungkan banyak orang di waktu menghadapi ujian, cobaan dan krisis. Terutama terkait dengan agama kita, Islam dan terkait dengan gerakan fanatisme kelompok, gerakan penistaan terhadap kemuliaan Rasulullah saw. dan upaya untuk menghalang-halangi cahaya Islam di Eropa.
Itulah yang terjadi di Swedia, ketika tersebarnya
gambar-gambar yang menghina Rasulullah saw. justeru pada waktu yang bersamaann
beribu-ribu penduduk Swedia masuk agama Allah.
Kondisi demikian teruangkap ketika delegasi Pemuda
Swedia menghadiri Muktamar Wartawan di Lembaga Pendidikan Swedia di daerah
Iskandariah, Mesir pada hari Sabtu, 16/11/08.
Mereka mengemukakan data, 15 000 penduduk asli swedia
masuk Islam, dan umur mereka antara 20 sampai 40 tahun, setelah kejadian
pelecehan terhadap Rasulullah saw. subhanallah!
Delegasi yanng terdiri dari 12 orang -muslim dan
muslimah- itu sedang menggarap 4 proyek dakwah untuk melayani kepentingan umat
muslim di Swedia.
- Proyek pertama, pendidikan pemuda muslim, bagaimana mereka berinteraksi dengan masyarakat Swedia.
- Proyek kedua, pendidikan Bahasa Arab bagi para imam, karena generasi baru muslim Swedia tidak bisa berbahasa Arab.
- Proyek ketiga, peduli terhadap problematika lingkungann dan pelestariannya.
- Proyek keempat, dialog antar agama.
Proyek-proyek ini bertujuan untuk merubah cara pandang
masyarakat Swedia terhadap Islam, di mana mereka sebelumnya mengira Islam
sebagai sumber masalah, merubahnya menjadi pengakuan bahwa Islam bagian dari
agama-agama yang ada di tengah-tengah mereka. Penilian keliru masyarakat Swedia
lantaran pemahaman mereka yang tidak benar tentang Islam.
Islam terhitung menjadi agama kedua di Swedia.
Populasi muslim lebih dari setengah juta jiwa dari total jumlah penduduk Swedia
delapan setengah juta jiwa.
Islam terbilang baru berkembang di Swedia, namun
jumlah orang yang memeluk agama Islam terus bertambah banyak, terutama karena
komunitas muslim di sana tidak mendapatkan kendala dalam menjalankan syiar dan
simbol-simbol peribadatan Islam. Juga berdirinya masjid-masjid di seluruh
penjuru kota di bawah undang-undang resmi yang diakui oleh parlemen Swedia,
yaitu undang-undang kebebasan bergama, hak-hak pemeluk agama dalam menjalankan
keyakinannya tanpa harus ada kekhawatiran sedikitpun meskipun bagi kelompok
minoritas.
Di Ibu Kota Swedia ada 45 lembaga-lembaga Islam dan
Islamic Centre, dan kota-kota besar terhitung ada 15 lembaga-lembaga Islam dan
Islamic Centre. Begitu juga paling tidak ada 4 masjid raya di setiap kota
besar.
Di Swedia digalakkan terjemah kandungan Al Qur’an,
pembangunan masjid-masjid baru. Islam tersebar lebih banyak di kalangan
perempuan, terutama lingkungan kampus dan akademisi. Penyebabnya adalah adanya
ambivalensi di kalangan perempuan Eropa, di sisi lain perempuan muslimah Swedia
mendapatkan kehormatan dan penerimaan yang utuh dari agama Islam dan komunitas
muslim, yang tidak ada dalam agama-agama lain.
Muslimah Swedia mendirikan lembaga khusus bagi para
muslimah pada tahun 1984, pada saat Islam baru pertama-tama berkembang di
Swedia. Di organisasi ini aktivis muslimah melaksanakan kegiatan dakwah dan
sosial di seluruh kota, berupa seminar, ceramah, kajian agama, muktamar Islam,
bazar, stand amal, penyediaan perawat bagi anak-anak, pelatihan pendidikan
anak, dan juga menopang problematika Islam.
Disebutkan dalam sejarah, bahwa Islam masuk di Swedia
pada tahun 50-an pada abad 20 M, dibawa oleh sedikit orang yang bisa dihutung
dengan jari, kebanyakan mereka dari Asia Tengah, yang lari dari Komunisme, dan
sebagian lain dari Palestina yang diusir oleh Israil dari negaranya. (it/ut)