Selama Ini Kita Membela Rasulullah atau Menghinanya?
Oleh: Ustadz Abu Abdillah Ahmad Zain, Lc
Di
saat Nabi Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dilecehkan,
dihina direndahkan oleh orang kafir, moment seperti ini dapat dijadikan
oleh setiap muslim sebagai sebuah barometer, “Apakah ia seorang muslim
yang membela Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam atau malah ia
seorang yang menghina atau melecehkannya?!?”.Saudaraku muslim…
Di bawah ini disebutkan tanda-tanda seorang yang menghina, mencela dan tidak menghormati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
Mencintai selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan kecintaan yang melebihi cinta kepada beliau.
عَبْدَ
اللَّهِ بْنَ هِشَامٍ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم –
وَهْوَ آخِذٌ بِيَدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فَقَالَ لَهُ عُمَرُ يَا
رَسُولَ اللَّهِ لأَنْتَ أَحَبُّ إِلَىَّ مِنْ كُلِّ شَىْءٍ إِلاَّ مِنْ
نَفْسِى . فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « لاَ وَالَّذِى
نَفْسِى بِيَدِهِ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ » .
فَقَالَ لَهُ عُمَرُ فَإِنَّهُ الآنَ وَاللَّهِ لأَنْتَ أَحَبُّ إِلَىَّ
مِنْ نَفْسِى . فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « الآنَ يَا
عُمَرُ » .
Artinya:
“Abdullah bin Hisyam berkata: Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam ketika beliau menggandeng tangan Umar bin Khaththab,
lalu Umra berkata: “Wahai Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai
darisegala apapun kecuali dari diriku”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Tidak (demikian), demi Yang jiwaku berada di
tangan-Nya, sampai aku lebih kamu cintai daripada dirimu sendiri”, Umar
berkata: Sesungguhnya sekarang demi Allah, sungguh engkau kebih aku
cintai sampai dari diriku.” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:
“Sekarang wahai Umar (benar-benar kamu beriman-pen).” HR. Bukhari.Siapa yang masih lebih mencintai hartanya dibandingkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, perlu dipertanyakan pembelaannya terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Siapa yang masih lebih mentaati selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, patut dipertanyakan, menungkin meremehkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, karena ketaatan hasil dari kecintaan.
Menjauhi ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, baik secara lahir ataupun batin
Allah Ta’ala berfirman:
{
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى
وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى
وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا} [النساء: 115]
Artinya: ” Dan
barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan
mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia
leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan
ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali.” QS.
An Nisa’: 115.Bagaimana sikap Anda terhadap ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam?
Bagaimana keyakinan Anda dibandingkan keyakinan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam; Apakah Anda mentauhid Allah semata, tidak mensyirikkan-Nya, tidak percaya terhadap peramal, dukun, jimat, sesajen dan semisalnya
Bagaimana Ibadah Anda dibandingkan dengan Ibadah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam; Apakah shalat Anda mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, apakah dzikir Anda sesuai dengan cara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, apakah puasa Anda mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
Bagaimana tingkahlaku dan interaksi Anda mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, apakah Anda pernah berdusta, berbuat zhalim, sombong menolak kebenaran dan merendahkan oranglain, 4
Membenci bahkan cenderung menghina ajaran Nabi shallallahu ‘alaih wasallam dan melecehkan seorang yang berpegang teguh dengan ajaran dan sunnahnya, termasuk di dalamnya meremehkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika dibacakan kepadanya.
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يقول: « فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِى فَلَيْسَ مِنِّى ».
Artinya: Anas
bin Malik radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa yang membenci
sunnahku maka bukan dariku.”Siapa yang membenci ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, perlu dipertanyakan pembelaanya.
Siapa yang membenci tauhid, sunnah, jilbab wanita muslimah yang sesuai syariat, memanjangkan jenggot, mengangkat celana di atas dua mata kaki, makan dan minum dengan tangan kanan, siapa yang membenci semua ini, perlu dipertanyakan, “apakah ia sedang menghina Rasulullah atau menghinanya shallallahu ‘alaihi wasallam?”
Menolak hadits-hadits shahih
عَنْ
أَبِى رَافِعٍ وَغَيْرُهُ رَفَعَهُ قَالَ « لاَ أُلْفِيَنَّ أَحَدَكُمْ
مُتَّكِئًا عَلَى أَرِيكَتِهِ يَأْتِيهِ أَمْرٌ مِمَّا أَمَرْتُ بِهِ أَوْ
نَهَيْتُ عَنْهُ فَيَقُولُ لاَ أَدْرِى مَا وَجَدْنَا فِى كِتَابِ اللَّهِ
اتَّبَعْنَاهُ ».
Artinya: “Abu
Rafi’ radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Aku tidak mendapati salah seorang dari kalian
bersandar di atas kasur mewahnya, datang kepadanya sebuah perintah, yang
aku perintahkan atau aku telah melarangnya, ia berkata: “Aku tidak
tahu, apa yang kami dapatkan di dalam Al Quran (itu) yang kami ikuti.”
HR. TirmidziSiapa yang menolak hadits yang shahih, baik yang masuk dalam logikanya atau tidak, maka jangan mengaku-ngaku dia membela Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
Siapa yang menolak sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang shahih karena lebih mendahulukan hawa nafsunya, adatnya, madzhabnya, maka bisa dipastikan ia tidak membela beliau.
Meyakini ada Nabi setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
Karena keyakinan ini telah bertentangan dengan Firman Allah dan Sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:
{مَا
كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ
وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا}
[الأحزاب: 40]
Artinya:
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di
antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan
adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” QS. Al Ahzab: 40
عَنْ
ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لاَ
تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَلْحَقَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِى
بِالْمُشْرِكِينَ وَحَتَّى يَعْبُدُوا الأَوْثَانَ وَإِنَّهُ سَيَكُونُ فِى
أُمَّتِى ثَلاَثُونَ كَذَّابُونَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِىٌّ
وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لاَ نَبِىَّ بَعْدِى ».
Artinya:
“Tsauban radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Tidaklah dibangkitkan hari kiamat sampai
kabilah-kabilah dari umatku bersatu dengan kaum musyrik, dan samapi
mereka menyembah berhala-berhala, dan sesungguhnya akan ada di dalam
umatku 30 orang tukang dusta, seluruhnya mengaku bahwa ia adalah seorang
nabi padahal aku adalah penutup para nabi tidak ada nabi setelahku.”
HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Al
Jami’, no. 7418.Mendahulukan perkataan seorang makhluk selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ
وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ } [الحجرات:
1]
Artinya: “Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya
dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.” QS. Al Hujurat:1.Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah:
النهي عن التقدم بين يدي الله ورسوله
وقال
تعالى يا أيها الذين آمنوا لا تقدموا بين يدي الله ورسوله واتقوا الله إن
الله سميع عليم أي لا تقولوا حتى يقول ولا تأمروا حتى يأمر ولا تفتوا حتى
يفتي ولا تقطعوا أمرا حتى يكون هو الذي يحكم فيه ويمضيه روى علي بن أبي
طلحة عن ابن عباس رضي الله عنهما لا تقولوا خلاف الكتاب والسنة وروى العوفي
عنه قال نهوا أن يتكلوا بين يدي كلامه. والقول الجامع في معنى الآية لا
تعجلوا بقول ولا فعل قبل أن يقول رسول الله صلى الله عليه وسلم – أو يفعل
Artinya: “(Pasal) Larangan Mendahului Allah dan Rasul-Nya.Allah Ta’ala berfirman:
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ
وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ } [الحجرات:
1]
“Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” Maksudnya adalah jangan kalian berkata sebelum ia berkata,
jangan kalian memerintah sebelum ia memerintah, jangan kalian berfatwa
sebelum ia berfatwa, jangan kalian memutuskan sebuah perkara sampai ia
yang menjadi pemutus keputusan di dalamnya dan yang menentukannya, Ali
bin Abu Thalhah meriwayatkan dari Abdullan bin Abbas radhiyallahu
‘anhuma; “Janganlah kalian berkata yang menyelisihi Al Quran As Sunnah,
Al ‘Aufy meriwayatkan dari beliau (juga): “Mereka dilarang untuk
berbicara mendahului perkataannya.” Dan Perkataan yang menyeluruh dalam
makna ayat (ini): Janganlah kalian tergesa-gesa dengan perkataan atau
perbuatan sebelum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkannya
atau melakukannya.” Lihat kitab I’lam Al Muwaqqi’in, 1/51.Dan keyakinan ini akhirnya diamalkan oleh para shahabat radhiyallahu ‘anhum sampai kepada para imam, yaitu tidak berbuat dan berkata yang mendahului perbuatan dan perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan meninggalkan perkataan dan perbuatan siapapun dari makhluk jika sudah jelas perkataan dan perbuatan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mari perhatikan perkataan-perkataan berikut:
Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata:
تَمَتَّعَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم-. فَقَالَ عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ نَهَى أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ عَنِ الْمُتْعَةِ. فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ مَا يَقُولُ عُرَيَّةُ قَالَ يَقُولُ نَهَى أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ عَنِ الْمُتْعَةِ. فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ أُرَاهُمْ سَيَهْلِكُونَ أَقُولُ قَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- وَيَقُولُ نَهَى أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ.
Perhatikan saudaraku muslim…
Jika perkataan dua orang terbaik setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam; Abu Bakar dan Umar saja tidak boleh ditanding dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bagaimana dengan seorang yang kedudukan tidak seperti Abu Bakar dan Umar radhiyallahu ‘anhuma.!!!
Pantaslah dikatakan menghina dan merendahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seorang yang lebih mendahulukan perkataan kyainya, habibnya, tuan gurunya, ustadznya daripada hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Perhatikan perkataan Imam Nashir As Sunnah (pembela sunnah) Al Imam Asy Syafi’ie rahimahullah berkata:
( أجمعَ الناسُ على أنه مَن استبانَتْ له سنةُ رسولِ اللهِ صلى اللهُ عليه وسلَّم لَمْ يكنْ له أنْ يدَعَها لقولِ أحدٍ )
Artinya: “Para
ulama bersepakat bahwa barangsiapa yang telah jelas baginya sebuah
sunnah/ajaran/hadits Rasulullah, maka tidak boleh baginya untuk
meninggalkannya karena perkataan seorangpun.” Lihat kitab Ar Ruh, 264
dan kitab I’lam Al Muwaqqi’in, 2/282, kedua karya Ibnul Qayyim dan kitab
Al Ittiba’, hal. 24, karya Ibnu Abu Al ‘Izz.Perhatikan juga perkataan Imam Ahlus Sunnah Al Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah:
”
عجبت لقوم عرفوا الإسناد وصحته ويذهبون إلى رأي سفيان – أي الثوري – والله
تعالى يقول : ((فَلْيَحْذَرِ الَذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَن
تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ)) أتدري ما الفتنة؟ الفتنة الشرك، لعله إذا ردّ بعض
قوله ، أن يقع في قلبه شيء من الزيغ فيهلك .
Artinya: “Aku
heran terhadap suatu kaum yang telah mengetahui sanad dan keshahihannya,
mereka (malah) pergi kepada pendapatnya Sufyan (Ats Tsaury), padahal
Allah Ta’ala telah berfirman:
((فَلْيَحْذَرِ الَذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ))
“Maka hendaklah
orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau
ditimpa azab yang pedih.”, tahukah kamu apa itu fitnah/cobaan?,
fitnah/cobaan itu adalah kesyirikan, mungkin jika ia menolak sebagian
sabdanya, akan terdapat di dalam hatinya sesuatu dari penyimpangan maka
akhirnya ia binasa.” Lihat kitab Al Furu’, 6/375, karya Ibnu Muflih dan
kitab Ash Sharim Al Maslul, karya Syaikhul Islam, 2/116-117.Tidak Mengenal Sejarah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
Terasa aneh seseorang yang tidak mengenal sejarah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mengaku membela Rasulullah shallallahu ‘alaihi, bukankah pembelaan adalah buah hasil mencintai dan bukti seseorang mencintai adalah selalu mengingatnya, dan mengingatnya tidak akan sempurna kecuali dengan mengenal sejarahnya. Oleh sebab itulah para ulama mengatakan:
إِنَّ مَنْ أَحَبَّ شَيْئًا أَكْثَرَ مِنْ ذِكْرِهِ
Artinya: “Sesungguhnya Barangsiapa yang mencintai sesuatu, maka ia akan banyak mengingatnya.”Mungkin ada dari sebagian orang yang mengaku membela Rasulullah lebih mengenal sejarah orang lain dibandingkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bahkan lebih ironi lagi orang lain itu adalah orang kafir!!
Padahal umur Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hanya 63 tahun, yang mana sejarah beliau dengan mudah dibaca apalagi buku-buku sejarah di zaman sekarang sudah diterjemahkan dan diteliti riwayat-riwayatnya!
Melakukan bid’ah di dalam beragama
Melakukan perbuatan bid’ah dilarang oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan amalan pelaku bid’ah tidak akan diterima berdasarkan penegasan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
” مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا، فَهُوَ رَدٌّ “
Artinya: “Barangsiapa yang mengamalkan sebuah amalan yang tidak ada contohnya dari kami, maka amalannya tertolak.” HR. MuslimDan hal ini termasuk meyakini adanya bid’ah hasanah, karena siapa yang melakukan atau mengaku adanya bid’ah di dalam Islam maka secara tidak langsung ia telah menuduh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak amanah, berkhianat terhadap Allah akan beban risalah yang telah diwahyukan oleh Allah Ta’ala kepada beliau agar disampaikan kepada umatnya. Mari perhatikan perkataan Imam Darul hijrah Al Imam Malik rahimahullah:
من
ابتدع في الإسلام بدعة يراها حسنة ، فقد زعم أن محمدا صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّم خان الرسالة ، لأن الله يقول : { الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ
لَكُمْ دِينَكُمْ } فما لم يكن يومئذ دينا ، فلا يكون اليوم دينا
Artinya:
“Barangsiapa yang berbuat bid’ah di dalam agama islam yang ia anggap
sebagai bid’ah hasanah, maka sungguh ia telah menuduh bahwa Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengkhianati risalah, karena Allah
Ta’ala berfirman: “Hari telah Ku sempurnakan bagi kalian agama kalian.”
Jadi, apa saja yang pada hari ini bukan sebagai agama, maka tidaklah
hari ini dia menjadi agama.” Lihat kitab Al ‘Itisham, 1/49.Tidak bershalawat ketika disebutkan nama Nabi shaallallahu ‘alaihi wasallam di hadapannya
Seorang yang malas bershalawat terutama ketika diucapkan nama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di hadapannya, maka perlu dipertanyakan pembelaannya terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, karena ia adalah orang yang bakhil!
الْبَخِيلُ مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ
Artinya:
“Sesungguhnya orang yang bakhil adalah yang aku disebutkan di hadapannya
dan ia tidak bershalawat atasku.” HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al
Albani di dalam kitab Shahih AL Jami’, no. 2878.Saudaraku muslim…
Masih banyak tanda seorang yang melecehkan, menghina dan merendahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, semoga yang sedikit ini bermanfaat. wallahu a’lam.
Ahmad Zainuddin Ahad, 7 Dzul Qa’dah 1433H Dammam, KSA
Artikel: DakwahSunnah.com