Senin, 18 Februari 2013 By Mr.Birr
0 Comments
|
Harun Yahya |
Pemerintahan
Indonesia mewakili sebuah negeri Muslim taat yang menghargai Islam dan
memahami serta menerapkan nilai-nilai ajaran mulianya. Sungguh jelas
bahwa kepala negara Indonesia dan rakyatnya berbagi nilai-nilai kebaikan
yang sama dan memiliki penghargaan istimewa terhadap Islam, dan
karenanya merupakan bangsa yang terpuji.
Persengketaan dan
perpecahan yang secara khusus ditujukan terhadap masyarakat yang menaati
dan menghargai Islam adalah buah dari kekacauan, teror dan rasa
permusuhan yang sengaja dibuat oleh pola pikir materialis dan Darwinis
agar timbul di dalam masyarakat. Sebagaimana yang terjadi di mana pun di
dunia ini, kekuatan berpaham Darwinis, Marxis dan ateis ini mengira
bahwa mereka dapat mengadu domba saudara-saudari kita sesama Muslim yang
tulus di Indonesia agar saling baku hantam melalui perselisihan dan
tipu daya. Mereka berupaya menanamkan kemarahan dan kekerasan di antara
kaum Muslim dengan menimbulkan persengketaan yang sengaja dibuat.
Di sebuah negeri yang dihuni oleh orang-orang saleh yang menghormati
Islam, segala bentuk pemberontakan yang sengaja dimunculkan melawan
negara yang dipicu akibat pengaruh kekuatan-kekuatan ini beserta pola
pikir Darwinis, Marxis dan ateis mereka akan melukai kedua belah pihak
dan menyebabkan timbulnya peperangan yang tidak perlu. Untuk menghindari
dan menghapuskan hasutan kekuatan Darwinis, materialis ini yang
tujuannya adalah merusak persatuan dan kesatuan negara serta memecah
belah bangsa mereka melalui separatisme, dan mempertahankan agar
kedamaian, kesejahteraan dan keamanan meliputi negeri itu, masyarakat
wajib dididik untuk memerangi pola pikir Darwinisme, materialisme,
Marxisme dan Leninisme, ateisme, Zionisme ateis, Freemasonry dan
imperialisme. Pendidikan intelektual dan budaya seperti itu sama sekali
tidak bisa diabaikan.
Itulah mengapa sedemikian penting untuk
mendorong rakyat Indonesia menyebarkan nilai-nilai ajaran yang baik dan
mengembangkan kegiatan-kegiatan bersifat budaya dalam rangka menghapus
makar Darwinis dan ateis terhadap negeri-negeri Muslim. Caranya bisa
memanfaatkan sarana teknologi dalam rangka menjelaskan kepada masyarakat
bahwa pola pikir Darwinis bertumpu pada landasan berpijak yang keliru
dan rapuh.
Islam dan Al Qur’an dapat dijelaskan ke lebih
banyak orang, beserta seruan agar menjalankan nilai-nilai akhlak baik,
melalui penyampaian tulisan dan lisan dan dengan membuat situs-situs
internet baru. Melalui cara ini, orang semakin mampu mengokohkan rasa
cinta kepada Allah dalam hati mereka dan dengan demikian memperlakukan
satu sama lain dengan rasa kasih sayang dan tenggang rasa.
Mereka dapat dididik untuk mencegah malapetaka akibat Darwinisme serta
semua persengketaan dan keruntuhan akhlak yang ditimbulkannya. Sekali
mereka telah mengenal keindahan nilai-nilai akhlak Islami, mereka akan
lebih mencintai satu sama lain. Ketika tabiat kebohongan Darwinisme dan
materialisme diungkap dan dijelaskan kepada mereka, maka sirnalah
pembenaran akal bagi permusuhan dan perselisihan yang sengaja
dimunculkan; kekacauan dan perselisihan akan kehilangan semua maknanya
dan mulai tampak sama sekali tidak masuk akal. Persengketaan yang
sengaja dibuat pasti mustahil muncul dalam lingkungan seperti itu.
Dunia Islam memerlukan persatuan dan kesatuan, persahabatan, kedamaian
dan akhlak mulia yang dikehendaki oleh nilai-nilai ajaran Islam. Dengan
mewujudkan hal ini melalui kegiatan intelektual dan budaya, masyarakat
Indonesia dapat memimpin gerakan penting ini dan menjadi teladan sangat
baik bagi dunia selebihnya.