Kamis, 31 Januari 2013 By Mr.Birr
0 Comments
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2pB5zfVB9aHdX9U0KL7xzXW20Ji4NP3oOxb64IRvYJd5A_RiswUPOD1HngtY1DW3diSnST7zwi_HTNPz3iYuWWu2ZgLdRQxfINiGp02IBpUTnLbucLi7ui-yGUA2E0T-JbI4Wzmt2IKxb/s320/islamic-wallpapers-image-desktop-background-picture-seehqimage.com-99999901.jpg)
Di
saat Umar Ibnu abdil Aziz mengutus Manshur Ibnu Ghalib untuk memerangi
ahlul harb (negara yang terlibat perang dengan kaum Muslimin) dia
berpesan agar para mujahidin senantiasa menjaga ketakwaannya kepada
Allah SWT di manapun mereka melaksanakan tugas mulia, li I’laai
kalimatillah. Dalam pesannya itu dia menyatakan bahwa ketakwaan adalah
bekal utama, kekuatan terbesar, sekaligus strategi yang paling
dibutuhkan dalam menghadapi musuh-musuh mereka.
Dia pun
memperingatkan: “Janganlah kalian menjadikan sesuatu apapun dari
musuh-musuh kalian (besarnya jumlah pasukan dan kekuatan persenjatan
yang mereka miliki) lebih kalian takuti dari pada kemaksiatan kepada
Allah SWT. Ketahulilah, dosa dosa kalian lebih aku khwatirkan dari pada
seluruh makar, tipudaya, dan kejahatan musuh yang akan kalian hadapi.
Sungguh, kemenangan kita tidak lain karena kemaksiatan yang mereka
lakukan. Jika tidak, niscaya kita tidak memiliki kekuatan apapun yang
bisa mengalahkan mereka; jumlah mereka tidak sebanding dengan kita,
begitupun persenjataan, logistik serta perlengkapan perang yang mereka
miliki jauh melebihi apa yang kita telah persiapkan. Oleh karena itu,
seandainya kita bermaksiat seperti mereka, tentu mereka lebih kuat dan
lebih mudah mengalahkan kita dengan jumlah dan perlengkapan yang mereka
miliki itu. Dan ketahuilah, kita dimenangkan oleh Allah SWT atas mereka
tiada lain karena kebenaran yang kita perjuangkan, bukan hanya seberapa
besar kekuatan yang kita miliki. Dan ingatlah, bahwa kalian senantiasa
dilindungi dan diwasai oleh para malaikat Allah Swt, mereka mengetahui
segala tindakan kalian, baik dalam perjalanan maupun tempat persinggahan
kalian, maka hendaklah kalian malu terhadapnya, berbuat baiklah, dan
janganlah kalian menyakiti mereka dengan kemaksiatan-kemaksiatan yang
kalian lakukan, sementara kalian menyangka bahwa kalian sedang berjuang
di jalan Allah SWT” (Abdillah Ibni Abdil al-Hakam, Sirot ‘Umar Ibni
‘Abdil ‘Aziz ‘Ala Maa Rowahu al-Imam Malik Ibnu Anas Wa Ash-Habuhu, hal.
76)
Secara lebih khusus Khalifah juga memberi pesan kepada
Manshur Ibnu Ghalib sebagai pemimpin pasukan kaum Muslimin, untuk
senantiasa memperhatikan kondisi para mujahidin, memperlakukan mereka
dengan penuh kasih sayang, serta tidak memaksa mereka menempuh satu
perjalanan berat yang membuat kekuatan fisik mereka melemah sebelum
berhadapan dengan musuh, sebab hal itu akan membuat musuh-musuh kaum
Muslimin semakin kuat. Oleh karenanya, dia memerintahkan kepada Manshur
Ibnu Ghalib untuk memberikan kesempatan kepada para mujahid beristirahat
sehari semalam dari perjalanan mereka, yakni setiap hari Jumat, di mana
mereka dapat meletakkan senjata dan perbekalan untuk memulihkan kembali
kondisi fisik mereka.
Dari pesan-pesan di atas tampak
setidaknya ada dua hal penting yang mendapat perhatian besar Sang
Khalifah dalam menghadapi kekuatan besar musuh-musuh Islam, pertama:
ketakwaan para mujahidin, di mana sedikit saja mereka lalai dari
mengingat Allah SWT, apalagi bermaksiat kepada-Nya, maka mereka akan
sangat mudah dikalahkan. Namun sebaliknya, ketika mereka senantiasa
menjaga ketakwaan kepada Allah SWT, maka betapun besarnya kekuatan musuh
niscaya dengan izin Allah Swt mereka bisa menghadapinya. Kedua:
soliditas dan rasa kasih sayang di antara kaum Muslimin serta
optimalisasi seluruh kemampuan yang mereka miliki, termasuk kondisi
fisik mereka. Jika hal ini tetap dijaga, maka kekuatan besar itu akan
mampu dienyahkan, meski kaum Muslimin secara dzahiriyah harus berperang
dengan jumlah pasukan dan persenjataan yang tidak sebanding dengan
kekuatan musuh.
Pesan inilah yang harus senantiasa dijaga oleh
para pejuang-pejuang Islam saat ini. Semoga dengan izin Allah SWT,
segala kendala, rintangan, hambatan bahkan kekhawatiran akan besarnya
kekuatan musuh-musuh Islam bisa dihilangkan. Sebaliknya, kita senantiasa
yakin bahwa Allah SWT bersama hamba-hambanya yang bertakawa dan terus
berjuang menolong agama-Nya. Wallahu a’lam.